Qudamah Apa itu At-Tauqief ? - 2008/02/21 01:20 Assalamu'alaikum habib.. Bib, maaf ya langsung saja karena terburu-buru nih... bib, teman saya orang salafy mengartikan tauqif itu dengan 'harus ada contoh dari Rosulullah SAW" dia memberikan rujukan bahwasanya itu tertulis di Majmu Fatawa, oleh Ibnu Taimiyyah 29/17 Sebenarnya definisi dari tauqief itu apa sih bib ? kalau bisa sekalian rujukannya ya bib ... biar bisa kasitau teman saya itu (salafy).. jazakallah habib...semoga sehat selalu...Amin | | ========== munzir Re:Apa itu At-Tauqief ? - 2008/02/24 13:21 Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh, Kebahagiaan dan Cahaya Kelembutan Nya swt semoga selalu menaungi hari hari anda dan keluarga, Saudaraku yg kumuliakan, Tauqif itu adalah berhenti, demikian maknanya, dan yg dimaksud adalah jika ada suatu masalah yg baru, maka berhentilah dulu, jangan langsung diamalkan, menunggu dalil pendukungnya secara Aqlan / logika (bermanfaat/tidak), atau secara Syar'an (algwur;an dan hadits). jika tidak ada keduanya, yaitu tak ada dalilnya dari Alqur'an dan hadits, dan tak pula diakui secara logika membawa manfaat, maka tinggalkanlah. diantara rujukan ucapan ini adalah ucapan Imam Assyaukaniy rahimahullah : hadits hadits ini merupakan kaidah kaidah dasar agama karena mencakup hukum hukum yg tak terbatas, betapa jelas dan terangnya dalil ini dalam menjatuhkan pendapat para fuqaha dalam pembagian Bid ah kepada berbagai bagian dan mengkhususkan penolakan pada sebagiannya (Bid;ah yg baik) dengan tanpa mengkhususkan (menunjukkan) hujjah dari dalil akal ataupun dalil tulisan (Alqur an/hadits), maka bila kau dengar orang berkata : ini adalah Bid ah hasanah , dg kau mengingkarinya dg dalil bahwa keseluruhan Bid;ah adalah sesat dan yg semacamnya sebagaimana sabda Nabi saw : semua Bid ah adalah sesat dan (kau) meminta dalil pengkhususan (secara logika atau dalil Alqur an dan hadits) mengenai hal Bid ah yg menjadi pertentangan dalam penentuannya (apakah itu bid;ah yg baik atau bid ah yg sesat) setelah ada kesepakatan bahwa hal itu Bid;ah (hal baru), maka bila ia membawa dalil tentang Bid ah hasanah yg dikenalkannya maka terimalah, bila ia tak bisa membawakan dalilnya (secara akal logika atau nash Alqur an dan hadits) maka sungguh kau telah menaruh batu dimulutnya dan kau selesai dari perdebatan (Naylul Awthaar Juz 2 hal 69-70). Jelaslah bahwa ucapan Imam Asyaukaniy menerima Bid;ah hasanah yg disertai dalil Aqli (Aqliy = logika) atau Naqli (Naqli = dalil Alqur an atau hadits), bila orang yg mengucapkan pada sesuatu itu Bid ah hasanah namun ia tak bisa mengemukakan alasan secara logika, atau tak ada sandaran Naqli nya maka pernyataan tertolak, bila ia mampu mengemukakan dalil logikanya, atau dalil Naqli nya maka terimalah. asal dalam beragama adalah attauqief, lalu melihat apakah hal itu bermanfaat bagi ummat?, bila bermanfaat maka boleh dilakukan, anda dapat melihat riwayat shahih Bukhari sbgbr : Ketika terjadi pembunuhan besar besaran atas para sahabat (Ahlul yamaamah) yg mereka itu para Huffadh (yg hafal) Alqur an dan Ahli Alqur an di zaman Khalifah Abubakar Asshiddiq ra, berkata Abubakar Ashiddiq ra kepada Zeyd bin Tsabit ra : Sungguh Umar (ra) telah datang kepadaku dan melaporkan pembunuhan atas ahlulyamaamah dan ditakutkan pembunuhan akan terus terjadi pada para Ahlulqur an, lalu ia menyarankan agar Aku (Abubakar Asshiddiq ra) mengumpulkan dan menulis Alqur an, aku berkata : Bagaimana aku berbuat suatu hal yg tidak diperbuat oleh Rasulullah..??, maka Umar berkata padaku bahwa Demi Allah ini adalah demi kebaikan dan merupakan kebaikan, dan ia terus meyakinkanku sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dg Umar, dan engkau (zeyd) adalah pemuda, cerdas, dan kami tak menuduhmu (kau tak pernah berbuat jahat), kau telah mencatat wahyu, dan sekarang ikutilah dan kumpulkanlah Alqur an dan tulislah Alqur an..! berkata Zeyd : Demi Allah sungguh bagiku diperintah memindahkan sebuah gunung daripada gunung gunung tidak seberat perintahmu padaku untuk mengumpulkan Alqur an, bagaimana kalian berdua berbuat sesuatu yg tak diperbuat oleh Rasulullah saw?? , maka Abubakar ra mengatakannya bahwa hal itu adalah kebaikan, hingga iapun meyakinkanku sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dg mereka berdua dan aku mulai mengumpulkan Alqur an . (Shahih Bukhari hadits no.4402 dan 6768). apa yg diucapkan Abubakar Ashiddiq ra?, seraya menjawab : Bagaimana aku berbuat sesuatu yg belum dilakukan Rasulullah..?? , karena Rasul saw tak memerintahkan penjilidan Alqur'an, nah.. ucapan ini menandakan Tauqif.., beliau tak mau melakukannya, karena Rasul saw tak melakukannya, namun setelah menimbang dan menimbang barulah beliau setuju seraya berkata : maka cerahlah hatiku menerima ini (shahih Bukhari). Maka beliau tak menunggu dalil lagi, namun melaksanakannya tanpa dalil, karena dalil telah jelas bahwa semua yg dibuat buat dalam islam (tdk melanggar syariah) selama hal itu baik maka baginya pahalanya dan pahala orang yg mengamalkannya (shahih Muslim), dan Imam Nawawi telah menjelaskan makna hadits ini, juga Muhaddits2 besar lainnya, bahwa hadits itu adalah penjelas kebolehan Bid ah hasanah. Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu, Wallahu a'lam Forum silahturahmi jama'ah Majelis Rasulullah, klik disini http:// groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw No rekening Majelis Rasulullah saw: Bank Syariah Mandiri Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA No rek : 061-7121-494 | | ========== sumber http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=11963
Beranda forum.majelisrasulullah.org teman orang salafy mengartikan tauqif itu dengan ‘harus ada contoh dari Rosulullah...
Subscribe
0 Comments