Menjalin Silaturahim & Ukhuwah

0
104

nugon19 Menjalin Silaturahim & Ukhuwah dgn komunitas lain – 2008/03/27
19:32 As Salamu ^alaikum wr. wb. Habib Munzir,

Habib Munzir yg ane hormati,

Mohon maaf sebelumnya bila kurang berkenan…

Ini cuma sekedar curahan hati ane yg awam dan muallaf…yg
mempunyai hasrat utk mencari pengetahuan Agama Islam.

Ane sedih dgn kondisi ummat Islam yg berpecah, terutama di
Indonesia.
Masing-masing komunitas mengklaim dirinya yg paling baik, paling
benar. Lalu alih-alih berdiskusi, menjalin silaturahim dan
ukhuwah…malah berdebat, dan menimbulkan perpecahan.

Padahal, menurut pemahaman dan pemikiran serta perenungan ane yg
awam ini, sepertinya lebih sering perbedaan itu tdk substansial,
apalagi jika berkaca kepada salafus-sholih dan tokoh-tokoh ^ulama
besar yg harum namanya dan menjadi teladan kita.

Di sisi lain, orang-orang non-muslim yg sebenarnya berpecah,
justru mereka sekarang ini mencoba melupakan sejenak perpecahan
dan permusuhan antar mereka, mencoba menyatukan barisan demi
tujuan yg disepakati kepentingannya secara bersama…salah satunya
adalah menyebarkan agama mereka…paham mereka yg pasti sama.

Ini ane ambil contoh umat Kristiani, yg pertentangan antara
Protestan dan Katolik begitu dahsyat, juga di Indonesia, tetapi
tahun-tahun belakangan ini mereka melakukan rekonsiliasi.

Ane tahu karena ane mantan Kristiani sewaktu kecil, dan masih
banyak saudara, karib-kerabat ane yg masih ane sedihkan karena
belum memeluk Islam…menceritakan fakta rekonsiliasi ini.

Sampai-sampai ada pemuka gereja yg ane kenal sekilas, pernah
memberikan pernyataan dlm kebaktian bersama yg dihadiri saudara
ane, beliau mengatakan bahwa semua gereja terbuka lebar utk siapa
saja, tdk peduli yg pro musik atau tdk (agak mirip dgn ijtihad dan
fatwa ^Ulama Islam ttg musik), atau pun Katolik dan Protestan…yg
penting sama-sama mengakui Yesus sebagai Tuhan (Ma^adzallah,
Na^udzu Billaah Min Dzaalik).

Ane sejujurnya lebih condong dgn Muhammadiyah karena mengingat
lamanya pendidikan disana sewaktu Mts (SMP). Tetapi ane ingin kita
semua meniru teladan dari para tokoh besar. Dan melepaskan diri
dari label atribut golongan komunitas kita.

Misalnya alm. Buya Hamka. Ini tokoh idola ane, tokoh besar
Muhammadiyah, yg ane tahu karena membaca bukunya, mendengar
rekamannya , juga mengetahui dari pendidikan KeMuhammadiyahan..

Yg sayangnya sikap beliau ini jarang diteladani oleh banyak kader
dan tokoh Muhammadiyah lainnya (dan ane malu sebagai simpatisan
Muhammadiyah belum bisa meneladaninya).

Beliau sangat bijak menyikapi khilafiyah. Sudah tersebar cerita
dan tuntunan moralnya terkait khilafiyah, terutama terkait Qunut,
Tarawih, dan perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. Mempunyai pendapat
(madzhab) sendiri, tapi menghormati yg lain, dan justru menjalin
silaturahim dan Ukhuwah dgn yg lain.

Buya Hamka bersilaturahim dgn Nahdhiyyin, dgn komunitas Habib,
suatu hal yg jarang dilakukan oleh banyak anggota komunitas
Muhammadiyah. Ini sepanjang pengamatan ane pribadi.

Misalnya yg lain adalah alm. Mu^allim K.H.M. Syafi^i Hadzami. Ane
tahu banyak dari Koko ane yg pernah mengaji dgn alm. Mu^allim.

Bahkan dari ceritanya, ane takjub, karena kendati ahli dan
memegang teguh Madzhab Syafi^i…beliau menguasai banyak madzhab,
bahkan termasuk kaidah madzhab Syi^ah. Karena ada orang Syi^ah yg
konsultasi dgn beliau, dan menerima penjelasan yg mendalam dan
bagus dgn berbagai madzhab termasuk Madzhab Syi^ah, walau
ditegaskan bahwa pendirian beliau adalah Madzah Syafi^i.
Orang-orang Syi^ah tsb memuji ketinggian ilmu dan adab beliau.

Dan Adab beliau dlm menerangkan khilafiyah sangat bagus. Juga
adabnya, rasa hormatnya kepada para gurunya. Mengkritik pun
bahasanya sangat halus.

Contoh, ketika banyak orang mengkritik keras atau bahkan menghujat
para pemuka agama di Arab Saudi (yg biasa diberi laqob
Wahabi)…beliau hanya menyatakan menghormati dan menghargai
keilmuan mereka, namun menyayangkan banyak dari pemuka di Arab
Saudi yg terjebak/terpengaruh politik dan fanatisme.

Kira-kira sesederhana itu pernyataanya dan tdk ada tendensi atau
unsur emosi berlebihan. Begitulah kira-kira cerita persaksian Koko
ane sebagai muridnya.

Misalnya yg terakhir yg ane baru tahu, dan sangat takjub serta
ta^dzhim dgn beliau…adalah alm. Abuya Syaikh ^Alwy al-Maliky.
Dengan keilmuannya, bahkan tatkala mengkritisi gol.tertentu yg
hampir semua komunitas muslim yg beragam mafhum..gol tertentu itu
berwawasan sempit dan memecah-belah…Abuya mengkritisi dgn
obyektif dan penuh hikmah.

Bahkan beliau juga memaparkan pendapat dari berbagai gol. Termasuk
Syeikh Ibnu Taimiyyah dan Syeikh Muh. Abdul Wahhab dgn bahasa yg
lembut, sistematis, obyektif dan penuh hikmah. Ini ane baru tahu
setahun belakangan ini, dari nukilan artikel buku “Mafahim Yajibu
An Tushohhah” yg akhirnya ane beli 2 minggu lalu. Suatu hal yg
jarang ane temui dlm banyak buku, artikel dan pernyataan dari
banyak komunitas yg cenderung lebih mengarah kpd perdebatan
ketimbang diskusi dgn penuh hikmah dan obyektif.

Terutama yg umumnya terkait dgn Ibnu Taimyyah dan ^Abdul
Wahhab…biasanya orang hanya terbagi 2, yaitu yg terlalu fanatik
mengikuti mereka (mengaku anti taqlid dan “tdk bermadzhab”, tapi
sikapnya secara praktek sama dgn taqlid buta), juga terlalu anti
dgn mereka, tanpa memberikan penilaian obyektif, mengambil yg baik
/benar, dan memberitahu yg salah/lemah. Jarang mengambil jalan
tengah. Tapi Abuya dgn bijak menyikapi dan menjadi orang yg ^arif,
di jalan pertengahan.

Ane, juga banyak rekan-rekan muallaf dan yg rekan-rekan awam
lainnya….menyayangkan banyak tokoh yg dianggap sebagai pemuka
agama oleh kalangan masyarakat muslim, justru larut dalam
perdebatan, alih-alih berdiskusi.

Sehingga kita makin terkotak-kotak. Dan terlupakan utk bersatu utk
melakukan pembinaan umat, dan menggalang kekuatan bersatu berjihad
melawan serangan kafir dan munafik serta zindiq dari berbagai
aspek kehidupan.

Adalah suatu kerinduan dan impian tersendiri yg sangat mendalam
bagi ane… agar Habaib meniru teladan Sayyidinaa Hasan ra. yg
dapat menyatukan kondisi ummat yg berpecah dan saling berperang,
juga Kholifah ^Umar bin ^Abdul ^Aziz yg juga menyatukan kondisi
umat yg berpecah dan saling mencaci.

Ane teringat dgn cerita Abu Sufyan sewaktu kafir, sebelum masuk
Islam…jauh ketika masa jahiliyah. Ketika ada beberapa gol.
berseteru dan hampir terjadi pertumpahan darah, Abu Sufyan
menengahi mereka. Mereka bertanya, “Adakah yg lebih mulia dan
lebih baik dari kebenaran?” Abu Sufyan menjawab, “Ada, yaitu
memaafkan” Sontak mereka yg bertikai langsung berdamai.

Ini harapan ane terbesar, Habaib memulai memberi teladan menjalin
silaturahim kpd semua golongan termasuk mereka yg anti Habaib dan
biasa diberi laqob “Wahabi”, juga menggalang Ukhuwah Islamiyah.
Dan memberi maaf adalah tanda keutamaan dan tanda ketaqwaan yg
kita semua ingin mencoba meraih dan melakukannya.

Mengapa? Karena Habaib Insya Allah merupakan komunitas keilmuan yg
bersambung dari dahulu kala, dan barokah sebagai Ahlul Bait. Dan
sejujurnya yg bisa menyatukan ummat ini hanyalah kecintaan thd
Nabi Muhammad saw dan yg dicintai oleh Nabi saw, terutama Ahlul
Baitnya.

Dan sekali lagi Memang Hanya Nabi Muhammad saw dan Ahlul Bait yg
bisa menyatukan ummat ini. Imam Mahdi yg kelak membina kita pun
menjelang Hari Kiamat adalah Ahlul Bait juga. Tanggung jawab dan
kecintaan terhadap ummat ini ada di tangan Ahlul Bait yg istiqomah
dlm Islam.

Ini saja curahan hati ane, mohon maaf bila kurang berkenan.
Yg benar dari Allah semata, yg salah dari ane pribadi semata.

Dan Allah serta Rasul saw terlepas dari segala kekhilafan dan
kebodohan ane.

Wassalam,

Nugon (Nugroho Laison) – Yg merindukan persatuan Ummat.

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:Menjalin Silaturahim & Ukhuwah dgn komunita – 2008/03/30 16:58
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Cahaya anugerah Nya semoga selalu menerangi hari hari anda dan
keluarga,

Saudaraku yg kumuliakan,
banyak ucapan ucapan dan buaian dari musuh musuh islam mengatakan
persatuan dan persatuan, entah apa maksud mereka dengan ucapan
itu, apakah mencampur adukkan antara kebusukan dengan susu yg
suci, yg penting bersatu, barangkali itulah maksud mereka, wallahu
a^lam

banyak dari kita tertipu dengan ucapan itu, ia menganggap islam
berpecah belah padahal karena ia belum memahami mana yg benar,
sebenarnya permasalahannya adalah kita mesti membenahi kelompok
muslimin yg memisahkan diri dari islam itu sendiri, seperti
muhammadiyah, yg jelas jelas membuat kerusakan di bumi indonesia
ini dengan memisahkan diri,

kenapa memisahkan diri dan menyalahkan mayoritas muslimin?

sedangkan Rasul saw bersabda : “Barangsiapa yg sejengkal
memisahkan diri dari jamaah muslimin lalu ia wafat maka ia akan
wafat dalam kematian jahiliyah” (Shahih Bukhari),

inilah yg mesti kita fahami, bagaimana yg memisahkan diri justru
dianggap benar, dan yg menjadi induk kebenaran dianggap fanatis
perpecahan, ini pemahaman kesusu dari kedangkalan pemahaman
terhadap syariah.

kita tak bisa diam melihat kemungkaran pada saudara kita, mesti
dibenahi, jangan dibiarkan dengan alasan persatuan,

jika ada saudara kita yg salah, mencuri, merampok, memperkosa,
mengkonsumsi narkoba, lalu kita biarkan saja demi persatuan?, ini
adalah kedangkalan logika yg jelas,

tentunya kita benahi, dan bukan dengan kekerasan dan senjata,
namun harus dibenahi.

dan panutan kita bukan orang kristiani, panutan kita Sayyidina
Muhammad saw yg selalu membenahi ummatnya dan tak diam melihat
kemungkaran pada ummatnya, namun bukan dengan kekerasan dan
senjata tentunya,

dan dalam pembenahan ini, kita tak perlu dengarkan ucapan musuh
musuh islam yg ingin menghentikan pembenahan dengan alasan islam
berpecah pecah.sehingga kita terpengaruh dan menghentikan
pembenahan.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita
cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a^lam

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=13192

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments