Dalam kebodohan itu adalah kematian sebelum mati, dan tubuh mereka telah terkubur dosa sebelum mereka dikubur

0
102
AL Maghfurlah Habibana Munzir AL Musawa
AL Maghfurlah Habibana Munzir AL Musawa
  • Author
    Posts
  • #77608218


    aa uzie

    Participant

    Assalaamu\’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
    Semoga Allah SWT selalu memberikan habib dan keluarga kesehatan dan kekuatan dalam membimbing kami-kami ini.
    Habib yang saya muliakan. Ana jadi bingung nih waktu dapet email yang isinya mengatakan bahwa Sholat Sunnat Qobliyah Jumat itu tidak ada.
    Masalahnya slama ana ngaji ma guru ana, guru ana ga pernah ngomong bgitu malah guru ana juga ngerjain sholat qobliyah Jumat sehingga ana sebagai muridnya juga ngerjain sholat sunnah tersebut.
    Tapi waktu dapat email ini ana jadi bingung nih, apakah benar isinya kalo benar berarti sia-sia donk ibadah sunnah ana. Mohon penjelasaannya ya bib biar saya yang masih awam jadi tau..
    //—Artikel Mulai dari Sini..–//

    SHALAT SUNNAH QABLIYAH JUM\’AT
    Oleh : Wahid bin \’Abdis Salam Baali.

    http://www.almanhaj.or.id/content/2167/slash/0

    Di antara kaum muslimin ada yang setelah mendengar adzan pertama langsung
    berdiri dan mengerjakan shalat dua rakaat sebagai shalat sunnah Qabliyah
    Jum\’at.

    Dalam hal ini perlu saya katakan, saudaraku yang mulia, [b]shalat Jum\’at itu
    tidak memiliki shalat sunnah Qabliyah, tetapi yang ada adalah shalat
    Ba\’diyah Jum\’at.[/b]

    Memang benar telah ditegaskan bahwa para Sahabat رضـوان الله عليهـم jika
    salah seorang dari mereka memasuki masjid sebelum shalat Jum\’at, maka dia
    akan mengerjakan shalat sesuai kehendaknya, kemudian duduk dan tidak berdiri
    lagi untuk menunaikan shalat setelah adzan. Mereka mendengarkan khuthbah dan
    kemudian mengerjakan shalat Jum\’at. Dengan demikian, shalat yang dikerjakan
    sebelum shalat Jum\’at adalah shalat Tahiyyatul Masjid dan shalat sunnat
    mutlaq.

    Dan hadits-hadits yang diriwayatkan berkenaan dengan shalat sunnah Qabliyah
    Jum\’at adalah dha\’if, tidak bisa dijadikan hujjah (argumen), karena suatu
    amalan Sunnah itu tidak bisa ditetapkan, kecuali dengan hadits yang shahih
    lagi dapat diterima.

    Al-Hafizh Ibnu Hajar al-\’Atsqalani rahimahullah mengatakan: Diriwayatkan
    oleh Abu Dawud dan Ibnu Hibban melalui jalan Ayyub dari Nafi\’, dia
    mengatakan, \"Ibnu \’Umar biasa memanjangkan shalat sebelum shalat Jum\’at dan
    mengerjakan shalat dua rakaat setelahnya di rumahnya. Dan dia menyampaikan
    bahwa Rasulullah Shallallahu \’alaihi wa sallam biasa melakukan hal
    tersebut.\"

    Hadits ini dijadikan hujjah oleh an-Nawawi dalam kitab, al-Khulaashah untuk
    menetapkan shalat sunnah sebelum shalat Jum\’at seraya memberikan komentar,
    bahwa ucapan Ibnu \’Umar, \"Dan dia biasa melakukan hal tersebut,\" kembali
    pada ucapannya, \"Dan dia mengerjakan shalat dua rakaat setelah shalat Jum\’at
    di rumahnya.\" Dan hal itu ditunjukkan oleh riwayat al-Laits dari Nafi\’ dari
    \’Abdullah bahwasanya jika telah mengerjakan shalat Jum\’at dia kembali pulang
    untuk kemudian mengerjakan shalat sunnah dua rakaat di rumahnya dan
    selanjutnya dia mengatakan, \"Rasulullah Shallallahu \’alaihi wa sallam biasa
    melakukan hal tersebut.\" Diriwayatkan oleh Muslim.

    Adapun ucapannya, \"Ibnu \’Umar biasa memanjangkan shalat sebelum shalat
    Jum\’at,\" maka yang dimaksudkan adalah setelah masuk waktu shalat sehingga
    tidak bisa menjadi marfu\’, karena Rasulullah Shallallahu \’alaihi wa sallam
    biasa keluar ke masjid jika mata-hari sudah tergelincir lalu beliau
    menyampaikan khutbah dan setelah itu mengerjakan shalat Jum\’at. Jika yang
    dimaksudkan adalah sebelum masuk waktu shalat, maka yang demikian itu
    merupakan shalat sunnah mutlaq, dan bukan shalat rawatib. Dengan demikian,
    tidak ada hujjah di dalamnya yang menunjukkan adanya shalat sunnah Qabliyah
    Jum\’at, tetapi ia merupakan shalat sunnah mutlaq.

    Dan telah disebutkan adanya anjuran melaku-kan hal tersebut -seperti yang
    telah disampaikan sebelumnya- di dalam hadits Salman dan lainnya, yang di
    dalamnya dia mengatakan, \"Kemudian dia mengerjakan shalat yang diwajibkan
    kepadanya.\"

    Selain itu, ada juga hadits-hadits dha\’if yang diriwayatkan berkenaan dengan
    shalat sunnah Qabliyah Jum\’at, di antaranya adalah dari Abu Hurairah yang
    diriwayatkan oleh al-Bazzar dengan lafazh, \"Dan beliau biasa mengerjakan
    shalat dua rakaat sebelum Jum\’at dan empat rakaat setelahnya.\" Di dalam
    sanadnya terdapat kelemahan.

    Dan dari Ali juga terdapat hadits yang semisal yang diriwayatkan oleh
    al-Atsram dan ath-Thabrani di dalam kitab al-Ausath dengan lafazh, \"Beliau
    biasa mengerjakan shalat empat rakaat sebelum Jum\’at dan empat rakaat
    setelahnya.\" Di dalam sanad hadits ini terdapat Muhammad bin \’Abdurrahman
    as-Sahmi, yang menurut al-Bukhari dan perawi lainnya, dia adalah seorang
    yang dha\’if (lemah). Al-Atsram mengatakan, \"Ia merupakan hadits yang
    waahin.\"

    Juga masih ada hadits lainnya yang senada dengan itu, dari Ibnu \’Abbas dan
    dia menambahkan, \"Beliau tidak memisahkan sedikit pun darinya.\" Diriwayatkan
    oleh Ibnu Majah dengan sanad waahin (lemah). Di dalam kitab al-Khulaashah,
    an-Nawawi mengatakan, \"Sesungguhnya ia me-rupakan hadits bathil.\"

    Dan ada juga hadits yang semisal dari Ibnu Mas\’ud yang diriwayatkan oleh
    ath-Thabrani, di dalam sanadnya terdapat kelemahan dan inqithaa\’
    (keterputusan). Al-Albani rahimahullah mengatakan, \"Semua hadits yang
    diriwayatkan berkenaan dengan shalat sunnah Qabliyah Jum\’at Rasulullah
    Shallallahu \’alaihi wa sallam adalah tidak ada yang shahih sama sekali, yang
    sebagian lebih dha\’if dari sebagian yang lain. [1]

    MENINGGALKAN SHALAT SUNNAH BA\’DIYAH JUM\’AT
    Di antara kaum muslimin ada yang meninggalkan shalat sunnah Ba\’diyah Jum\’at,
    baik karena malas maupun karena tidak tahu. Dan sebagian lagi tidak
    mengetahui bahwa shalat Jum\’at itu memiliki shalat sunnah ba\’diyah.

    Ada seseorang yang selama dua puluh tahun tidak pernah mengerjakan shalat
    sunnah Ba\’diyah Jum\’at sama sekali. Dan ini jelas salah, sesuai dengan sabda
    Nabi Shallallahu \’alaihi wa sallam:

    مَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي.

    \"Barangsiapa yang membenci Sunnahku, maka dia bukan termasuk golonganku.\"
    [2]

    Shalat sunnah Ba\’diyah Jum\’at itu empat ra-kaat, sebagaimana yang
    diriwayatkan oleh Muslim bahwa Nabi Shallallahu \’alaihi wa sallam pernah
    bersabda:

    إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمُ الْجُمُعَةَ فَلْيُصَلِّ بَعْدَهَا أَرْبَعًا.

    \"Jika salah seorang di antara kalian mengerjakan shalat Jum\’at, maka
    hendaklah dia mengerjakan shalat empat rakaat setelahnya.\" [3]

    Dan jika mau, dia juga boleh mengerjakan dua rakaat saja. Hal ini didasarkan
    pada riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu \’Umar, di mana dia berkata,
    Rasulullah Shallallahu \’alaihi wa sallam tidak mengerjakan shalat sunnah
    setelah Jum\’at sehingga beliau pu-lang, lalu beliau mengerjakan shalat dua
    rakaat di rumah beliau.\" [4]

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengata-kan, \"Jika mengerjakan
    shalat sunnah di masjid, beliau mengerjakan empat rakaat. Dan jika
    mengerjakan shalat sunnah di rumahnya, maka beliau mengerjakannya dua
    rakaat.\" [5]

    Dan dimakruhkan menyambung shalat Jum\’at dengan shalat sunnah Ba\’diyah tanpa
    pemisah antara keduanya, seperti pembicaraan (dzikir) atau keluar dari
    masjid.

    Telah diriwayatkan oleh Muslim dari as-Sa\’ib Radhyallahu \’anhu, dia berkata,
    Aku pernah mengerjakan shalat Jum\’at bersama Mu\’awiyah Radhiyallahu \’anhu di
    dalam maqshurah .[6] Setelah imam mengucapkan salam, aku langsung berdiri di
    tempatku semula untuk kemudian mengerjakan shalat, sehingga ketika dia masuk
    dia mengutus seseorang kepadaku seraya berkata, \"Janganlah engkau mengulangi
    perbuatan itu lagi. Jika engkau telah mengerjakan shalat Jum\’at, maka
    janganlah engkau menyambungnya dengan suatu shalat sehingga engkau berbicara
    atau keluar (dari tempatmu), karena sesungguhnya Rasulullah Shallallahu
    \’alaihi wa sallam telah memerintahkan hal tersebut kepada kita, yaitu tidak
    menyambung shalat Jum\’at dengan shalat lainnya sehingga kita berbicara atau
    keluar.\" [7]

    [Disalin dari kitab kitab al-Kali-maatun Naafi\’ah fil Akhthaa\’ asy-Syaai\’ah,
    Bab \"75 Khatha-an fii Shalaatil Jumu\’ah.\" Edisi Indonesia 75 Kesalahan
    Seputar Hari dan Shalat Jum\’at, Karya Wahid bin \’Abdis Salam Baali. Penerbit
    Pustaka Ibnu Katsir]
    __________
    Foote Note
    [1]. Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 232).
    [2]. Shahih: Diriwayatkan al-Bukhari (no. 5063) dan Muslim (no. 1401).
    [3]. Shahih: Diriwayatkan Muslim (no. 881).
    [4]. Shahih: Diriwayatkan al-Bukhari (no. 937) dan Muslim (no. 882).
    [5]. Dinukil oleh muridnya, Ibnul Qayyim di dalam kitab Zaadul Ma\’aad,
    (I/440), dan dia mengatakan, \"Hal tersebut ditunjuk-kan oleh beberapa
    hadits.\"
    [6]. Maqshurah adalah sebuah ruangan yang dibangun di dalam masjid.
    [7]. Shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 883).

    _________________________________________________________________

    ——————————————————————
    – Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913 –
    – Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com –

    Setelah Rasulullah Saw selesai memberikan pengajian beliau bersabda, Perhatikanlah , kuberitahukan kepada anda sekalian tentang orang bertiga tadi. Satu diantaranya mencari tempat disisi Allah swt, maka Allah melapangkan tempat padanya . Orang yang kedua malu-malu maka Allah malu pula kepadanya . DAn yang ketiga jelas berpaling, maka Allah berpaling pula darinya ( HR. Al Bukhari,66: Muslim, 2176: Ahmad, 5/219: At Tirmidzi, 2868 )

    //—Artikel Selesai ..–//

    #77608253


    Munzir Almusawa

    Participant

    Alaikumsalam warahmatullah wabaraktuh,

    Kebahagiaan dan Kesejukan rohani semoga selalu menghiasi hari hari anda,

    Saudaraku yg kumuliakan,
    sebagaimana saya sering jelaskan, bahwa mereka itu hanya bisa mengunting dan menambal, mereka menggunting ucapan para ulama dengan tujuan debat saja, ucapan Imam Ibn Hajar itu ada kelanjutannya pada halaman yg sama, memang ucapan itu adalah fatwa Imam Ibn hajar, yg juga menjelaskan fatwa Imam Nawawi, namun ia menjelaskan pula setelah itu bahwa “hal yg terkuat yg dijadikan dalil bagi shalat Qabliyyah jum’at adalah merupakan hujjah umum sebagaimana hadits yg di shahih kan oleh Ibn Hibban dari hadits Abdullah bin Zubair dg riwayat Marfu : “Tiadalah shalat fardhu terkecuali sebelum dan sesudahnya terdapat shalat sunnah yaitu Qabliyah dan Ba’diyah (Fathul Baari Al Masyhur Juz 2 hal 426).

    Dijelaskan pula bahwa mereka yg melarang itu mereka tak punya dalil pelarangan kecuali larangan shalat diwaktu zawal, namun dari segi umum, sedangkan secara khusus maka hari jum’at memiliki kekhususan tersendiri, dan larangan akan hal itu secara mutlak tidak berlandaskan dalil, maka kesimpulannya shalat Qabliyah Jum’at merupakan hal yg dianjurkan melakukannnya (Aunul Ma’bud Juz 3 hal 335).

    Berkata Imam Al Muhaddits AL Hafidh Al Imam Ibn Majah ra : “mengenai shalat Qabliyah Jumat merupakan hal yg kuat untuk diperbuat (tsabitah), walaupun diingkari oleh sebagian Muhadditsin” (sunan Ibn Majah hadits no.1130 juz 1 hal 79).

    Demikian hal ini merupakan Ikhtilaf para Muhadditsin, dan dalam madzhab syafii melakukannya, maka bagi yg tak ingin melakukannya mereka tak punya sandaran untuk mengharamkannya, karena tak ada satu pendapatpun yg mengharamkannya,

    Cuma mereka aja meributkan hal hal remeh seperti ini,

    sebagaimana sabda Nabi saw bahwa akan muncul kelak suatu kaum, membaca dan mempelajari Alqur’an namun tak melebihi tenggorokannya, mereka menjauh dari agama sebagaimana menjauhnya anak panah dari busurnya, mereka memerangi orang muslim dan membiarkan penyembah berhala, bila kujumpai mereka akan kuperangi sebagaimana diperanginya kaum ‘aad (shahih Bukhari hadits no.3166)

    anda lihat mereka mereka itu?, mereka tak ribut mengenai penyembah berhala, mereka justru memerangi muslimin yg rukuk dan sujud pada Allah,

    demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,

    wallahu a\’lam

    #77608330


    alfatih

    Participant

    Assalamu\’alaikum warahmatullahi wa barakatuh

    [quote]
    Cuma mereka aja meributkan hal hal remeh seperti ini,

    sebagaimana sabda Nabi saw bahwa akan muncul kelak suatu kaum, membaca dan mempelajari Alqur’an namun tak melebihi tenggorokannya, mereka menjauh dari agama sebagaimana menjauhnya anak panah dari busurnya, mereka memerangi orang muslim dan membiarkan penyembah berhala, bila kujumpai mereka akan kuperangi sebagaimana diperanginya kaum ‘aad (shahih Bukhari hadits no.3166)

    anda lihat mereka mereka itu?, mereka tak ribut mengenai penyembah berhala, mereka justru memerangi muslimin yg rukuk dan sujud pada Allah,[/quote]

    Afwan habib bagi ana hal tersebut bukan hal remeh tetapi hal yang perlu penjelasan sejelas-jelasnya sekecil apapun dalam syariat ini harus dijelaskan karena ana butuh pemahaman yang shahih tidak mau ana mengikuti kebanyakan apa kata orang saja.

    kemudian tentang hadits Bukhori no.3166, ana mau tanya yang dimaksud dengan \"mereka\" itu siapa bib?

    kalau jawabannya wahhabi maka kenapa kaum muslim yang mengaku ahlu sunnah saat ini dan tidak memeranginya seperti diperanginya kaum \’aad ? bukankah asal dari perintah itu wajib hukumnya? apalagi yang memerintahkan Rasulullah saw sendiri. Juga kenapa mereka tiap tahun datang ke negerinya \’wahhabi\’ yang justru menyambut dengan senang saudaranya yang datang dari jauh dan menyiapkan segala keperluan hidupnya selama di sana, mengamankan situasi ibadah di sana, memberi situasi nyaman selama saudara dari belahan bumi lain berdatangan, mengajarkan sunnnah nabawiyah. menerapkan syariat islam terbanyak dibanding negeri lain yang lebih mengaku ahlu sunnah? lalu apakah Allah tidak meridhoi negeri tersebut?

    Sekiranya habib mau membaca perjalanan dakwah Muhammad bin Abdul Wahhab niscaya akan mendapatkan beliaulah yang sangat gencar memberantas kemusyrikan di tanah arab termasuk merobohkan berhala-berhala, pohon-pohon kurma dan kuburan yang disembah oleh manusia saat itu. Justru merekalah pada saat itu (berkuasanya Daulah Utsmaniyah) yang pertama kali mengingkari kemusyrikan dan berhala di saat yang lain tertidur dan asyik dengan berhalanya. Dan mereka tidak pernah memerangi muslim manapun.

    Demikian penjelasan singkan dari ana, afwan jika ada kekliruan segala yang haq hanya dari Allah dan yang salah hanya semata-mata dari ana yang dhoif ini.

    Barakallahu fiik
    Wassalamu\’alaikum warahmatullahi wa barakatuh

    #77608351


    Munzir Almusawa

    Participant

    Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    kaum wahabi sibuk mengharamkan hal yg tak ada nash untuk dilarang, kenapa ribut melarang orang melakukan qabliyah jumat?, kapan para wahabi melarang orang menyembah berhala?

    kapan para wahabi ini dakwah ke Bali mengajak mereka untuk masuk islam?,
    saya ke Bali saya temukan disana para wahabi sibuk memerangi tahlil dan maulid, mereka tak berdakwah pada hindu, tapi sibuk merebut masjid ahlussunnah waljamaah,

    saya ke Manokwari, kota yg akan dijadikan kota injil, kaum wahabi sibuk memerangi kyai kyai yg maulidan, mereka kumpulkan uang infaq demi memerangi orang orang yg baca ratib di masjid masjid, mereka biarkan gereja di bangun dengan megahnya, mereka tak perduli itu, mereka sibuk dg memusyrikkan orang muslim

    para wahabi hanya sibuk memfitnah para ahli tauhid sebagai musyrik, padahal Nabi saw telah marah pada Usamah bin Zeyd ra yg membunuh seorang jahat dari kaum kafir yg berpura pura syahadat, tentunya kita percaya pada Usamah bin zeyd, mustahil ia membunuh orang yg bersyahadat dg sungguh2, pastilah ia membunuh karena orang itu berpura pura, sebagaimana ucapan usamah ra : dia hanya berpura pura wahai Rasulullah.., namun Rasul saw menjawab : Apakah kau belah dadanya..??, (shahih Muslim)

    menunjukkan bahwa bila seorang sudah mengucap syahadat maka haramlah menuduhnya musyrik, lalu bagaimana dengan wahabi yg ribut memusyrikkan orang yg istighatsah padahal Istighatsah adalah sunnah, tawassul adalah sunnah, ziarah kubur adalah sunnah, tabaruk adalah sunnah, lalu wahabi dengan kebodohannya mengingkari itu semua,

    \"mereka\" disitu tentunya para wahabi, memerangi orang yg shalat dan membiarkan para majusi

    he..he..he.., saudaraku, anda belajarlah hadits lebih matang, hadits itu tak memerintahkan kita memerangi wahabi, kalau ada hadits memerintahkan untuk menumpas wahabi maka tak ada lagi tersisa sebutir batang hidung wahabi dimuka bumi ini,

    hadits itu adalah tahdzir dan tanbih saja, Law adraktuhum laqataltuhum, ini adalah tahdzir, hanya nabi saw yg berhak memeranginya, dan tak ada perintah untuk memerangi,

    anda belajarlah hadits dulu, baru berfatwa..


    kami tak datang ke negeri wahabi, kami datang ke negeri Nabi Kami sayyidina Muhammad saw,

    kalau anda ke masjidil Aqsha apakah anda datang tuk mengunjungi Yahudi..?, kok dangkal sekali pemikiran anda, mau apa kami mengunjungi wahabi?, mereka itu di foto aja tidak mau, bisa dikeprak pakai tongkatnya, duh.. kok ada akhlak kasar seperti wahabi itu,

    muslimin datang kesana malah diusir usir sana sini, dipukuli hanya karena makan ikan asin, di penjara dibawah tanah hanya karena paspornya lupa dibawa, mereka masukkan anjing anjing kedalam bus bus para jamaah haji, menajisi pakaian ihram mereka, padahal mereka tahu bahwa jamaah haji indonesia bermadzhab syafii, apakah begini akhlak muslimin menyambut kedatangan tamunya?,

    yah itulah negara yg anda banggakan paling menerapkan sunnah, namun paling banyak memperkosa bangsa anda ini sendiri, mereka dijadikan budak, halal dilacur dirumah rumah mereka, itulah negeri wahabi yg anda maksud?,

    penjilat Amerika serikat dan menyediakan tempat untuk tentara AS membantai ribuan muslimin di Iraq.

    ini yg anda sebut negara yg paling menerapkan sunnah..?

    saya tidak menuduh Muhammad bin Abdulwahab, namun saya mengatakan bahwa faham wahabi itu sesat. tidak perduli siapapun pencetusnya,

    mengenai merobohkan berhala, duh.. kasihan kalian ini, , makam suci kalian sebut berhala,

    saya ingat ucapan para Ulama : \"Dalam kebodohan itu adalah kematian sebelum mati, dan tubuh mereka telah terkubur dosa sebelum mereka dikubur\".

    demikianlah wahabi sebagaimana dijelaskan oleh nabi saw, mereka menjauh dari agama bagaikan menjauhnya anak panah dari busurnya,

    saudaraku, mau apa anda ikut ikut kaum wahabi itu, baiknya tinggalkan akidah sesat itu, kembalilah pada kesucian iman, kemuliaan tauhid, cintailah nabi saw sebagaimana para sahabat mencintai Rasul saw.

    dekatlah pada shalihin, bertabarruk lah dengan para shalihin, anda akan dilimpahi keberkahan dunia dan akhirat, hadirlah Maulid Nabi saw, ucapkan Yaa Nabi salam alaika, Yaa Rasul salam alaika, pujilah Nabi saw agar bibir anda semakin indah dan suci.

    semoga dalam kebahagiaan selalu,

    wallahu a\’lam

    #77608661


    Muhammad Thoyib

    Participant

    Assalamu\’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Buat alfatih dan wahabi yg laen….
    Bukanlah adab seorang muslim, yg tdk hormat pd guru agamanye, apalagi brani berkata kasar sama habaib. Kalao ente gak searah yaa jgn nongol di MR. Tp kalao mao ambil ilmu, yaa ente jaga adab yg bener. Jgn kayak anjing yg tdk berakal.

    Kita jamaah MR bukannye gak denger omongan ente. Tp kita gak boleh ngomong keras di hdp guru agama kita (suul adab).

    Setahu ane, gak ada wahabi di Jakarta, yg brani ngomong scr langsung di hadapan ustadz2 di kampung2. Braninye cuma di web. Takut ape sih ente.

    Wassalamu\’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    #77608673


    Munzir Almusawa

    Participant

    Alllahummahdiy qaumiy fa innahum laa ya\’lamuun..

    #77608687


    MuhammadSulton

    Participant

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Habib Mundzir berserta keluarganya dan kepada kita para murid seklaigus jamaahnya.

    Mas Fatih yang baik, saya senang ente bertanya kepada Habib dan selagi Habib masih mampu menjawab Insya Allah akan di jawab semua pertanyaan ente dan para pertanyaan Wahabi laennya.

    Web golongan kami selalu terbuka bagi semua kelompok apakah itu saran/masukan, kritik bahkan pertanyaan \"tajam\" & hujjah para wahabi sekalipun.
    Tapi tidak bagi web para wahabi yg hanya terbatas bagi kaumnya sendiri mereka tak kenal dengan saran, kritik ataupun hujjah di luar kelompok mereka.

    Saya \"kenyang\" dengan trik wahabi seperti itu, sering saya kirim artikel ataupun hujjah disalah satu milis wahabi tak ada satupun tulisan saya yg dimuat oleh mereka, tapi kalo kita tanya selain tentang dalil ilmu dan hujjah mereka (moderator) akan memuatnya. Jadi disini kelicikan web yg di huni para wahabi.

    Kalo ente gak percaya silahkan ente coba di salah satu milis wahabi

    http://groups.yahoo.com/group/assunnah

    Coba antum tulis hujjah hujjah dari habib berikan. Pasti mereka akan terminate postingan anda.

    Coba antum buktikan di blog ini

    http://salafyindonesia.wordpress.com/

    http://ibnutaymiah.wordpress.com/

    Komentar negatip anda (kaum wahabi) kepada operator blog ini maka dia tetap memuatnya. Saran saya gunakan komentar dengan adab yg benar.

    Anda bilang pemerintah saudi telah berkerja keras bagi jamaah haji kita di Mekkah ?
    Ente pernah haji gak? yg berkerja keras di sana itu Perwakilan Pemerinta Indonesia disana melalaui para penyelenggara haji. Saudi itu tuan rumah mereka wajib hukumnya menyediakan fasilitas untuk Haji.
    Kalo Ka\’bah itu di Tanah Jawa kita akan melakukan hal yg sama seperti di saudi. Tapi kita gak akan menggunakan anjing untuk memeriksa jamaah haji gak akan mengusir mereka berdoa di depan kuburan. (berzaiarah)

    Dimana letak rasa baik sangka pemerintah Saudi ? masa jamaah haji sama dengan terroris? apalagi ini jamaah Indonesia yg di kenal sopan dan santun.

    Ente boleh fanatik ama wahabi tapi gunakan akal sehatmu, jgn akal sehat kita kalah dengan fanatisme. Apalagi fanatisme sesat. Naudzubilah mindzalik.

    Saya pun dulu seperti ente, saya hampir terjermus di wahabi namun Alhamdulillah saya cumah di bibir jurangnya aja gak sampe jatuh.

    Tinggalkanlah sekte sesat itu. Ikutilah Ulama ulama kita yg dah banyak belajar dari guru yg bersanad hingga sampai pada ujung semua sanad yaitu Sayidina Muhammad SAW.

    Saya membca sebuah kitab yg Insya Allah berguna bagi kita semua.
    Dalam perjalanan Isra\’ Mi\’raj , ketika Nabi SAW di dampingi oleh Malaikat Jibril Nabi SAW bertemu dengan Malaikat yg memiliki seribu tangan dan setiap tangannya memiliki seribu jari.

    Lalu Nabi bertanya kepada Malaikat Jibril, Siapakah dia ya Jibril ? di jawab oleh Malaikat Jibril \"dia adalah malaikat yang di tugaskan oleh Allah mencatat semua tetesan air hujan yg jatuh dari langit kebumi\".
    Lalu sang Malaikat tersebut menjawab benar ya Rasulullah. dengan tangan2 ku aku sanggup menghitung setetes demi setetes air hujan yg turun di bumi. Bahkan yg menetes di lautan aku bisa menghitung jumlah tetesnya, yg menetes di dedaunan aku bisa hitung jumlahnya, yg menetes di daratan aku bisa hitung jumlah tetesannya.
    Tapi aku tak bisa menghitung sesuatu.
    Ditanya oleh Nabi SAW apakah itu malaikat ?
    Di jawab oleh malaikat aku tak bisa menghitung jumlah pahala yg di berikan/anugrahkan dari Allah kepada Ummat mu SAW atas sholawat mereka kepada engkau SAW didalam kumpulan majelis sholawat/ilmu.
    (Kisah di atas saya singkat tentunya detail dari kisah itu sangat panjang)

    Begitulah Kedermawanan Allah yg di berikan kepada kita untuk memuliakan Nabi SAW. Sehingga Malaikat tersebut pun tak sanggup menghitung jumlah pahala yg di limpahkan oleh Allah kepada kita yg lemah ini.

    Semoga kisah tersebut dapat menambah motifasi kita semakin rajin bermajelis terutama majelis maulid Nabi Muhammad SAW.

    Salam rindu tuk habibana

    Wallahu\’alam

    #77608694


    isni

    Participant

    [b]alfatih tulis:[/b]

    Afwan habib bagi ana hal tersebut bukan hal remeh tetapi hal yang perlu penjelasan sejelas-jelasnya sekecil apapun dalam syariat ini harus dijelaskan karena ana butuh pemahaman yang shahih tidak mau ana mengikuti kebanyakan apa kata orang saja.

    komentar:

    sikap kritis itu dipakai jika kita berhadapan dg hal yg samar/meragukan demi mendapatkan kebenaran, bukan untuk suatu hal yg telah jelas perkaranya, i mean ente harus hati2 dan selalu meninjau ulang niat… karena bisa jadi kritis hanya menjadikan kita berlebihan (hawa nafsu syaitan yang menyamar) dan kemudian terjebak dalam kompleksitas yg tidak perlu padahal umur kita pendek, waktu luang sedikit, kesibukan banyak, amal penuh kekurangan

    dan kami tidak sembarangan mencari Guru…

    Jika ada Guru yang keturunan Rasulullah Saw dan Guru keturunan orang biasa, Anda pilih mana secara logika ? Sedangkan Rasulullah Saw adalah sumber ilmu yang insya ALLAH keturunannya terjaga ilmu dan akhlaqnya

    #77608703


    Saqqaf

    Participant

    Assalamu\’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Buat seluruh jamaah website Majelis Rasulullah SAW, ana mau sekedar menyarankan saja, bahwasanya kenalilah web-web yang beraliran salafy seperti halnya Almanhaj.or.id atau lainnya, yang berisikan ajaran yang BERBEDA DENGAN APA YANG KITA KETAHUI SELAMA INI, maka berhati-hatilah dengan mereka.

    Ketahuilah pula, bahwasanya kita di website ini belajar mengenai aqidah ahlusunnah waljamaah, yang telah berdiri sekian tahun lamanya seiring dengan tegaknya Islam, dan diakui oleh seluruh ulama dunia bahwa yang tercakup didalamnya adalah 4 madzhab Maliki, Hanafi, Syafii, dan Hambali. Alhamdulillah kita di Indonesia termasuk dalam mayoritas terbesar dunia, yaitu bermadzhabkan Syafii.

    Apabila sekarang ada faham-faham sempalan yang mencoba mengobrak-abrik tatanan aqidah tersebut, maka jangan sampai terjerat. Bagaimana caranya ? Sibukkan diri kita dengan mempelajari hal-hal yang wajib kita pelajari. Jangan sibukkan diri kita dengan mempertanyakan pemahaman-pemahaman sempalan tersebut. Kenapa ? Karena apabila kita terus dan terus mempertanyakan, maka hal tersebut tidak akan berhenti (karena mereka akan mencari seribu satu alasan tambal sulam untuk mempengaruhi orang lain).

    Dan hal tersebut tentu akan menyita waktu belajar kita. Sayang, kalau umur kita hanya kita habiskan untuk mempertanyakan hal-hal tersebut, padahal dengan umur tersebut dapat kita lalui dengan belajar mengenal syariatul mutahharah dan bermujahadah semampu kita dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.

    Ketahuilah dasar dari itu semua adalah cinta. Cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah SAW karena beliau dicintai Allah, cinta kepada orang-orang yang mencintai Rasulullah SAW karena mereka mencintai yang dicintai Allah. Tiada sedikitpun kebencian tersirat dan tersurat dalam menjalani hal tersebut.

    Perhatikan hal ini, dan bedakanlah dengan faham-faham sempalan tersebut. Cukup perhatikan. Maka kita akan menyadari perbedaan antara yang haq dan yang harus dituntun kepada yang Haq.

    Semoga Allah terus dan terus memberikan hidayah dan inayahNYA kepada kita semua, melalui perantaraan orang-orang yang mengenalkan kita kepada indahnya Syariat Islam, indahnya kecintaan kepada Rasulullah SAW, dan indahnya munajat kepada Allah, wabil khusus Habibana Mundzir bin Fuad Al Musawwa, yang dengan dirinylah, kita semua mengenal kelembutan dan keindahan yang tiada tara tersebut. Wa \’ila hadratin Nabiy, Alfatihah

    Wassalam

    #77608720


    Munzir Almusawa

    Participant

    Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    Kemuliaan malam Isra Mi’raj dan Cahaya kemuliaan shalat semoga selalu mengiringi hari hari anda,

    saudariku yg kumuliakan,
    maksud saya remeh adalah mereka saudara saudara kita ini meributkan hal yg tidak membawa dosa bila dilakukan (mubah), sedangkan mereka sendiri kedodoran dalam masalah akidah, kenapa ribut memprotes muslimin melakukan shalat qabliyah jumat?, padahal mereka memahamai bahwa mereka bukan apa apa, tak satu hadits pun mereka hafal dengan sanadnya, lalu terus memerangi dan membuka permusuhan hanya karena qabliyah jumat, patah silaturahmi dan saling caci,

    cobalah mereka diam dan menahan diri, bila mereka tak ingin melakukannya maka jangan lakukan, jangan melarang orang lain melakukannya karena kita mempunyai guru, berpegang pada jumhur madzhab syafii yg melakukan itu,

    kita hanya bisa berusaha semampunya dan terus mendoakan mereka, Allahummahdiy qaumiy, fa innahum laa ya’lamuun,

    demikian saudariku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,

    wallahu a\’lam

    terimakasih untuk habiby seqqaf atas tanggapannya, semoga dalam kebahagiaan selalu,

    wassalam

    #77609319


    Barata Aditya Akbar

    Participant

    hanya satu kalimat dari saya yang terlalu banyak dosa

    carilah guru yang benar benar mencerahkan, terlebih nasabnya sambung sampai Kepada Nabi besar Muhammad SAW.
    apa kamu mau kalau seumpama kamu punya keturunan, terus keturunan kamu itu dihina dan di cemooh seenaknya sendiri, apa kamu tidak malu dengan Baginda Nabi SWA bila membuat hati beliau teriris dengan amalan kamu, lagi lagi menghina cucu Beliau seperti Habib Munzir. Istigfarlah wahai sahabat

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments