ada yg mengatakan bahwa zikir bersama(dikomando) dan dgn suara keras itu tidak ada tuntunannya dlm Al-Qur’an dan hadits, benarkah hal itu?

0
80
Shalat Berjamah & wirid bersama – 2006/11/05 23:50Assalammualaikum wr wb.

Sebelumnya sy ingin mengucapakan Minal Aidin Wal Faidzin Mohon Maaf lahir dan bathin. 

Habib pada kesempatan ini sy ingin bertanya beberapa hal sbb :
1. Ketika sy berjamaah dgn seorang teman, kebetulan saat itu hanya ada 2 orang yaitu sy dan tmn sy tadi. Pada saat itu teman sy yg bertindak sbg imam, sy sbg makmum biasanya mengambil posisi sedikit dibelakang imam. Tapi teman sy itu menyuruh agar sy berdiri sejajar dgn dia. Pertanyaan sy manakah yg benar, apakah sy berdiri sejajar dgn imam atau sedikit dibelakang imam. Mohon penjelasannya habib, mgkin dalam hal ini sy kurang berilmu.

2. Pada suatu forum diskusi di internet, ada yg mengatakan bahwa zikir bersama(dikomando) dan dgn suara keras itu tidak ada tuntunannya dlm Al-Qur'an dan hadits. Bahkan Imam Syafi'i pun tidak mengajarkan hal tsb. Benarkah hal itu habib?

3. Sy ingin bertanya ttg tarekat Naqsyabandiyah, mnrt informasi yg sy terima tarekat itu sesat? Salah satu alasannya ialah tarekat tersebut mengatakan "barangsiapa yg tidak memiliki Syeikh maka Syeikhnya adalah syetan". 

Demikianlah habib yg ingin sy tanyakan, semoga sy, keluarga dan semua member majelis ini selalu di jalan yg lurus dan diridhoi oleh Allah SWT melalui bimbingan Habib Munzir.

Wassallam.

Arul

  | | Silahkan login terlebih dahulu untuk bertanya

Re:Shalat Berjamah & wirid bersama – 2006/11/06 23:23Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Limpahan Anugerah Nya semoga selalu melimpah kepada anda dan keluarga,

1. cara seperti itu sering dilakukan oleh muslimin anti maulid dan tahlil, entah darimana mereka mengambil dalilnya, karena bila shalat hanya berdua saja, maka makmum berada di kanan Imam, ia tidak sejajar dengan Imam dan tidak pula di shaf kedua dari Imam, namun ditengah tengah, demikian yg masyru?, dan bila makmum sampai mendepani imam maka tidak sah jamaahnya, karena salah satu dari lima syarat sah nya shalat jamaah adalah makmum tidak mendepani Imam, nah.., bila makmum ini posisinya seperti yg anda katakan, maka sudah bisa dipastikan ia mendepani imam, karena saat makmum dalam posisi sujud, dan Imam berdiri, maka sebelum makmun berdiri pastilah pinggang makmum dalam posisi lebih depan dari imam, maka tidak sah jamaahnya.

Demikian pula sebagaimana disunnahkan untuk mundurnya makmum itu bila ada makmum lain yg datang, atau Imam yg maju, demikian diriwayatkan dalam shahih Muslim. Maka bila imam berdempet dengan makmum seperti kasus yg anda tanyakan itu, maka bila datang makmum lain tentunya akan butuh banyak gerakan untuk menjadikan shaf pemisah antara makmum dan Imam, dan itu akan membatalkan shalat karena akan butuh melangkah hingga tiga langkah berturut turut.

Maka selayaknya kita shalat bermakmum dengan posisi tidak sejajar dengan Imam dan tidak pula dibelakang Imam, tapi ditengah tengah shaf dikanan Imam. (Busyralkarim Bab Sifatusshalat hal 276)

2. Dzikir berjamaah sejak zaman Rasul saw, sahabat, tabiin dan selanjutnya, tak pernah dipermasalahkan, bahkan merupakan sunnah rasul saw, dan pula secara akal sehat, semua orang mukmin akan asyik berdzikir, 
dan hanya syaitan yg benci dan akan hangus terbakar dan tak tahan mendengar suara dzikir. kita bisa bandingkan mereka ini dari kelompok mukmin, atau kelompok syaitan yg sesat.., dengan cara mereka yg memprotes dzikir jamaah, telinga mereka panas, dan ingin segera kabur bila mendengar jamaah berdzikir.

saat membangun Masjidirrasul saw : mereka bersemangat sambil bersenandung : ?Laa Iesy illa Iesyul akhirah, Allahummarham Al Anshar wal Muhaajirah, setelah mendengar ini maka Rasul saw pun segera mengikuti ucapan mereka seraya bersenandung dengan semangat : Laa Iesy illa Iesyul akhirah, Allahummarham Al Anshar wal Muhajirah, Tiada kehidupan selain kehidupan akhirat, wahai Allah sayangilah Anshar dan Muhajirin (Shahih Bukhari) ucapan ini pun merupakan doa Rasul saw bersama para sahabat.

Firman Allah swt : SABARKANLAH DIRIMU BERSAMA KELOMPOK ORANG ORANG YG BERDOA PADA TUHAN MEREKA SIANG DAN MALAM SEMATA MATA MENGINGINKAN KERIDHOAN NYA, DAN JANGANLAH KAU JAUHKAN PANDANGANMU (dari mereka), UNTUK MENGINGINKAN KEDUNIAWIAN (meninggalkan mereka memilih kumpulan lainnnya (QS Alkahfi 28)
Ayat ini turun ketika Salman Alfarisi ra berdzikir bersama para sahabat, maka Allah memerintahkan Rasul saw dan seluruh ummatnya duduk untuk menghormati orang2 yg berdzikir. (rujuk Majmu? zawaid juz 7 hal 21)
Mereka (sekte wahabi) mengatakan bahwa ini tidak teriwayatkan bentuk dan tata cara dzikirnya, he..he..he.. Dzikir ya sudah jelas dzikir.., menyebut nama Allah, mengingat Allah swt, adakah lagi ingin dicari pemahaman lain?, 

Sahabat Rasul radhiyallahu?anhum mengadakan shalat tarawih berjamaah, dan Rasul saw justru malah menghindarinya, mestinya merekapun shalat tarawih sendiri sendiri, kalau toh Rasul saw melakukannya lalu menghindarinya, lalu mengapa Generasi Pertama yg terang benderang dg keluhuran ini justru mengadakannya dengan berjamaah?,
Sebab mereka merasakan ada kelebihan dalam berjamaah, yaitu syiar, 
Syiar??, mereka masih butuh syiar dibesarkan, apalagi kita dimasa ini??,

Kita di Majelis Majelis menjaharkan lafadz doa dan munajat untuk menyaingi panggung panggung maksiat yg setiap malam menggelegar dengan dahsyatnya menghancurkan telinga, berpuluh ribu pemuda dan remaja MEMUJA manusia manusia pendosa dan mengelu elukan nama mereka.. menangis menjilati sepatu dan air seni mereka.., suara suara itu menggema pula di televise dirumah rumah muslimin, dimobil2, dan hampir disemua tempat,
Salahkah bila ada sekelompok pemuda mengelu-elukan nama Allah Yang Maha Tunggal?, menggemakan nama Allah?, 
apakah Nama Allah sudah tak boleh dikumandangkan lagi dimuka bumi?

Seribu dalil mereka cari agar Nama Allah tak lagi dikumandangkan.. 
cukup berbisik bisik..!, 
sama dengan komunis yg melarang meneriakkan nama Allah, dan melarang kumpulan dzikir..
Adakah kita masih bisa menganggap kelompok wahabi ini adalah madzhab..?

Kita Ahlussunnah waljamaah berdoa, berdzikir, dengan sirran wa jahran, di dalam hati, dalam kesendirian, dan bersama sama.
Sebagaimana Hadist Qudsiy Allah swt berfirman : ?BILA IA (HAMBAKU) MENYEBUT NAMAKU DALAM DIRINYA, MAKA AKU MENGINGATNYA DALAM DIRIKU, BILA MEREKA MENYEBUT NAMAKAU DALAM KELOMPOK BESAR, MAKA AKUPUN MENYEBUT (membanggakan) NAMA MEREKA DALAM KELOMPOK YG LEBIH BESAR DAN LEBIH MULIA?. (Shahihain Bukhari dan Muslim). 

3. Tarekat manapun yg bertentangan dg syariah maka tetap sesat. 
Mengenai ucapan bahwa : mereka yg tidak mempunyai syeikh maka syeikh nya adalah syaitan?, ucapan itu benar, hanya orang orang wahabi saja yg gerah dengan ucapan itu, karena makna syeikh disini adalah guru, maka makna ucapan itu adalah : barangsiapa yg tak punya guru maka gurunya adalah syaitan.

Ucapan itu benar, karena pastilah semua muslim itu mengenal islam dari guru, bila ia seorang non muslim dan membaca buku dan ingin masuk islam tentunya mestilah ia bersyahadat didepan orang muslim, maka muslim itu menjadi gurunya, demikian pula setiap muslim yg belajar dari buku, bila ia tak faham mestilah ia mencari orang lain untuk bertanya, dan tentunya secara hukum orang yg ditanya itu telah menjadi gurunya.

Apa pendapat anda dengan orang yg tak mau bertanya?, cukup hanya membaca dan bila ia tak faham ia menafsirkan sendiri, hatinya sombong dan gengsi untuk bertanya pada orang lain, maka siapa yg menuntunnya pada kesombongan?, syaitan tentunya. 

Bahkan Rasul saw pun mempunyai guru, yaitu jibril as yg mengajarkan Alqur?an pada beliau saw, walaupun Allah memberikan juga ilham kefahaman yg tidak melalui Jibril as, namun tetap seluruh ayat Alqur?an tidak langsung didengar oleh Rasul saw dari Allah, melainkan melalui perantara pengajar, yaitu Jibril as, sebagaimana juga diriwayatkan bahwa Jibril as mendatangi Rasul saw setiap bulan ramadhan untuk mengulang ulangi bacaan Alqur?an dg Rasul saw (HR Shahihain Bukhari Muslim). 
Lalu bagaimana dengan mereka yg tak mau mempunyai guru?, tentulah syaitan gurunya, oleh sebab itu saya membantah ucapan mereka yg mengatakan pernyataan itu salah, terkecuali bila ada terdapat pengingkaran syariah yg jelas pada tarekat Naqsyabandi, namun setahu saya Tarekat Naqsyabandi itu sejalan dg syariah, bila ada pengingkaran maka itu barangkali dari sebagian oknumnya saja.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, 
semoga Allah melimpahkan hidayah kepada muslimin yg masih dalam ketidak fahaman ini, dan semoga Allah selalu melimpahkan kebahagiaan pada hari hari kita

wallahu a?lam

Forum silahturahmi jama'ah Majelis Rasulullah, klik disinihttp://groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

 

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

sumber

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments